Rabu, 12 Februari 2014

Jaga pangsa pasar, BTN belum akan naikkan suku bunga KPR

Sebagai bank dengan fokus kredit properti, PT Bank Tabungan Negara (BTN) belum akan menaikkan suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR) saat ini. BTN tidak ingin kehilangan mayoritas pasarnya.

"Sektor KPR memiliki penyaluran yang besar di perseroan hingga 84 persen, kan ini juga sesuai dengan visi kami," ujar Direktur Bank BTN Irman A Zahiruddin kepada merdeka.com, Jakarta, Senin (10/2).

Menurutnya, pasar perumahan di tahun ini masih akan cukup diminati masyarakat. Hal ini mengingat perbedaan antara kebutuhan rumah dan ketersediaan perumahan masih sangat tinggi.

"15 juta unit backlog (kekurangan rumah) itu tidak jadi masalah, kami bisa menyediakan 2.400 rumah lagi," jelas dia.

Direktur Utama Bank BTN Maryono menambahkan hingga saat ini belum akan menaikkan suku bunga KPR lantaran melihat kondisi market dan ketentuan Bank Indonesia (BI) dalam menetapkan suku bunga acuan (BI Rate).

"Tahun ini kami belum akan naikkan. Saat ini suku bunga KPR untuk perumahan subsidi kisaran 7,25 persen dan perumahan non subsidi 10-11 persen," ungkapnya.

Menurutnya, portofolio kredit Bank BTN mayoritas berada pada segmen perumahan. Segmen ini menjadi nilai jual Bank BTN sebesar 86 persen dan sisanya 13 persen disalurkan pada segmen di luar perumahan. Sementara kredit dan pembiayaan perseroan naik 23,41 persen menjadi Rp 100,46 triliun dibanding kuartal IV 2012 sebesar Rp 81,41 triliun.

Dari total kredit yang disalurkan sebesar Rp 87 triliun disalurkan untuk pembiayaan perumahan yang terdiri dari perumahan subsidi sebesar Rp 28,42 triliun, perumahan non subsidi sebesar Rp 39,54 triliun, konstruksi sebesar Rp 11,82 triliun, kredit terkait perumahan sebesar Rp 7,19 triliun dan segmen non perumahan disalurkan sebesar Rp 13,46 triliun.

"Sejauh ini perseroan masih melihat program pemerintah dengan skim FLPP (fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan)," jelas dia.

Dan untuk sisi Dana Pihak Ketiga perseroan di kuartal IV 2013 naik 19,24 persen menjadi Rp 96,21 triliun dari periode sama tahun lalu Rp 80,68 triliun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar